7 TIPS MENGENAL KARAKTERISTIK ANAK DIDIK
Belajar mengenal karakteristik anak bukan perkara yang baru. Nabi Muhammad shalallahu Alaihi Wasallam berada di sekitar para sahabat kecil. Bagaimana Nabi mengenal Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Umar, Abdullah bin Amr bin Ash, dan sahabat muda lainnya. Dari interaksi Nabi bersama mereka kita akan dapati bagaimana kemampuan Nabi dalam mengenal karakteristik masing-masing sahabat kecil tersebut.
Oleh karena itu, seorang guru atau ortu jangan menyamaratakan sifat dan karakter anak. Boleh jadi anak ini memiliki sifat tertentu yang tidak dimiliki oleh anak lainnya, atau ia pandai dalam bidang tertentu dan tidak ahli dibidang lainnya. Mengenal karakter anak akan memudahkan guru dan ortu dalam menyalurkan bakat dan kemampuan anak.
Dr. Sa’ad Ridayh mengatakan, “Seorang pendidik perlu megetahui karakter dari masing-masing anak didiknya, kelebihan-kelebihan apa yang menonjol dari masing-masing anak sesuai dengan taha perkembangannya.”
Dr. Sa’ad Riyadh melanjutkan, berikut ini adalah beberapa hal yang bisa kita jadikan sebagai tolak ukur yang harus selalu diingat oleh seorang pendidik dalam mengenali karekteristik masing-masing anak didiknya, sehingga dapat membantu mereka menambah rasa cinta kepada al-Qur’an, yaitu :
- Awalilah dengan dialog dan pengantar sebelum memulai bimbingan menghafal al-Qur’an. Jangan lupa susuaikan dengan jenjang kemampuan sang anak. Perlu dipahami oleh setiap pendidik bahwa anak bukanlah wadah yang bisa diisi begitu saja dengan ilmu tanpa ada pendahulaun terlebih dahulu.
- Pilihlah pengantar yang tepat dengan metode penyampaian yang cocok dan sesuai dengan karekter si anak. Karena ada anak yang senang dengan mendengar, membaca langsung dengan mushaf, atau hanya senang ketika melihat saja.
- Perhatikan daya tahan konsentarsi setiap anak. Ketahanan konsentrasi seorang anak biasanya hanya beberapa menit saja dan dihitung dari umur masing-masing ditambah 2 menit. Contohnya yang berumur 6 tahun itu tidak mampu berkonsentrasi dalam waktu lebih dari 6 hingga 8 menit saja, dan selebihnya akan tersebut perlu untuk sesekali istirahat atau pendah ke aktivitas lain, kemudian baru bisa berkonsentrasi dan menghafal kembali.
- Penuhilah kebutuhan seorang anak untuk bermain dan bersenang-senang, jangan jadikan menghafal al-Qur’an sebagai satu alasan untuk melarang anak bermain. Jika mereka memabdingkan antara al-Qur’an dengan bermain, pasti mereka akan lebih cenderung memilih dan mengutamakan kebutuhannya, yaitu bermain darpada menghafal al-Qur’an.
- Penuhilah gizi anak dengan mengonsumsi makanan yang menyehatkan, karena akan membantunya untuk lebih berkonsentrasi dan menghafal al-Qur’an dengan baik serta lebih mengutamakan ketika muraja’ah (mengulanginya).
- Ciptakan lingkungan yang kondusif dan mendukung serta suasana yang tenang dan tidak penuh emosional, sehingga anak didik bisa merasakan keamanan, kenyaman, dan kerenangan. Hal ini akan sangat membantu mereka untuk lebih mencintai al-Qur’an dan menghafalnya.
- Ajarkan kepada anak bagaimana sulitnya menghafal dan pentingnya istiqomah. Agar mereka mulai menyadari bahwa belajar butuh perjuangan.
Semoga Allah memudahkan kita untuk senantiasa menuntut ilmu dan diberikan kepada kita anak-anak yang shalih dan shalihah.