Ittiba’ (Mencontoh Nabi)
Sebagaimana keikhlasan kepada Allah sangat disyariatkan dalam amal perbuatan agar diterima di sisiNya maka demikian pula dengna ittiba’. Ia juga disyariatkan dalam mengerjakan amalan apapun agar amalan itu diridhoi oleh Allah. Karena setiap amal perbuatan atau ibadah yang tidak bersumber dari Kitabulloh dan Sunnah Rasulullah maka ia ditolak. Dan pelakunya tidak mendapatkan pahala meski sebesar apapun keikhlasannya. Karena Rasulullah bersabda :
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
“Barangsiapa melakukan suatu amalan yang bukan berasal dari kami, maka amalan tersebut tertolak”(HR. Muslim no. 1718)
Maka ittiba’ terhadap Rasulullah adalah pasangan keikhlasan. Jika keduanya bergabung, akan membuahkan perbaikan pada amal, membuatnya diterima dan diberi pahala.
Beberapa tuntunan Nabi di bulan Ramadhan yang bisa kita ikuti
Memperbanyak berbagai macam ibadah.* Beliau sangat dermawan, memperbanyak sholat, membaca al quran, berdzikir dan i’tikaf, beliau mengkhususkan Ramadhan dengna kesungguhan yang tidak beliau khususkan pada bulan-bulan lainnya.
Menyegerakan berbuka serta menganjurkan bersahur dan mengakhirkannya.
Berbuka sebelum mengerjakan sholat maghrib.
Bersungguh-sungguh dalam berdoa, ketundukan dan megnharap Allah.* Karena memenuhi panggilan penyeru Ramadhan yang mengatakan “ Wahai pencari kebaikan! Datanglah.”
Apabila melakukan safar beliau berpuasa dan berbuka. Serta memberikan kebebasan kepada para Sahabat untuk memilih diantara dua perkara tersebut.
Termasuk tuntunan Nabi, jika tiba waktu fajar (sahur) sementara beliau junub,* maka yang beliau lakukan adalah sahur dahulu, kemudian mandi setelah adzan subuh dan berpuasa.
Bersiwak ketika berpuasa. Beliau juga menyiramkan air di atas kepalanya ketika berpuasa, karena kehausan atau panas yang menyengat.
Dan masih banyak hal lainnya yang beliau ajarkan di bulan Ramadhan ini, maka betapa pentingnya bagi kita untuk menambah pengetahuan ini agar sempurna ibadah kita sesuai dengan tuntunan Nabi dan ikhlas karena Allah.