Akhlaq Kita di Bulan Ramadhan
Jika tercapainya ketaqwaan termasuk pengaruh batin dari syariat puasa maka akhlaq mulia adalah pengaruh lahir (yang terlihat) dari syariat puasa tersebut. Dan baiknya batin seseorang, mau tidak mau pasti terlihat pada lahirnya. Karena inilah, orang yang berpuasa menjadi senantiasa terihat atau mesti terlihat-, dalam kondisi jernih, tenang dan lembut. Selalu diliputi sikap memenuhi panggilan Allah dan cahaya ketaatan.
Wahai saudaraku yang berpuasa! Anda perhatikan bahwa hubungan antara puasa dan akhlaq mulia adalah sangat kuat. Karena inilah Allah mengumpulkan keduanya pada pribadi Nabi sehingga beliaulah orang yang paling bertaqwa. Sebagaimana sabdanya :
“ Sesungguhnya saya adalah orang yang paling takut dan yang paling bertaqwa kepada Allah diantara kalian .”(HR. Muslim)
Karena beliau adalah orang yang paling bertaqwa, maka beliau adalah orang yang paling mulia akhlaqnya. Allah berfirman tentang beliau :
وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ
Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung. ( Al Qolam : 4)
Dengan demikian tampaklah hubungan erat antara akhlaq dan taqwa. Taqwa adalah hubungan baik antara hamba dengan Rabbnya. Sedangkan kebajikan dan akhlaq mulia, adalah hubungan baik antar sesama manusia. Jika seorang hamba sudah memperbaiki hubungan antara dirinya dengan Allah berarti dia seorang yang bertaqwa. Dan jika sudah memperbaiki hubungan antara dia dengan manusia maka ia orang yang berbuat kebajikan. Dan puasa mengajak kepada dua perkara ini. Dalam Al quran Allah berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. ( Al Baqoroh : 183)
Rasulullah bersabda :
وَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ ، فَلاَ يَرْفُثْ وَلاَ يَصْخَبْ ، فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ ، أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّى امْرُؤٌ صَائِمٌ
“Jika salah seorang dari kalian sedang berpuasa, maka janganlah berkata-kata kotor, dan jangan pula bertindak bodoh. Jika ada seseorang yang mencelanya atau mengganggunya, hendaklah mengucapkan: sesungguhnya aku sedang berpuasa.” (HR. Bukhari no. 1904 dan Muslim no. 1151)
Bergabungnya dua perkara ini secara bersamaan, taqwa dan akhlaq mulia, menghantarkan seseorang kepada barisan para wali yang dekat kepada Allah. Dan hilangnya kedua atau salah satu dari perkara itu menjadikannya menapaki jalan orang-orang yang berdosa.
Jika anda berhasil meraih akhlaq mulia dan taqwa, melalui puasa, niscaya anda sukse dengan keridhoan dari Rabb anda. Juga sukses dengan menjadi pendamping nabi anda di Surga. Sebagaimana beliau bersabda :
عن جابر بن عبد الله رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: إن من أحبكم إليّ وأقربكم مني مجلسا يوم القيامة أحاسنكم أخلاقا وإن أبغضكم إليّ وأبعدكم منّي مجلسا يوم القيامة الثرثارون والمتشدقون والمتفيهقون
Dari Jabir bin Abdullah ra, berkata; Rasulullah saw bersabda, “Orang yang paling saya cintai dan paling dekat dengan tempat saya kelak di hari kiamat adalah mereka yang memiliki akhlak mulia. Sementara orang yang paling saya benci dan tempatnya paling jauh dari saya kelak di hari kiamat adalah mereka yang keras dan rakus, suka menghina dan sombong.”(HR. Tirmizi)
Jadi siapakah yang mau bertetangga dengan Nabi, hendaknya ia mengasah akhlaq mulia ini di bulan yang penuh berkah.