Mu’min, Muslim, Mujahid dan Muhajir
Dari Fadhalah ibn ‘Ubaid, ia berkata : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
” أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِالْمُؤْمِنِ ؟ مَنْ أَمِنَهُ النَّاسُ عَلَى أَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ ، وَالْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ النَّاسُ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ ، وَالْمُجَاهِدُ مَنْ جَاهَدَ نَفْسَهُ فِي طَاعَةِ اللَّهِ ، وَالْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ الْخَطَايَا وَالذَّنُوبَ “
“Maukah kalian aku kabarkan siapa orang mukmin itu? Ia adalah seorang yang dapat dipercaya dalam menjaga harta dan jiwa manusia. Dan seorang muslim adalah seorang yang mana manusia lain selamat dari lisan dan tangannya. Dan seorang mujahid adalah seorang yang bersungguh-sungguh dalam melaksanakan keta’atan kepada Allah. Dan seorang muhajir adalah seorang yang meninggalkan perbuatan salah dan dosa.” (HR. Ahmad no. 24685)
Hadits diatas merupakan hadits yang menerangkan 4 karakter akhlak seorang hamba Allah. Dimana setiap seorang hamba hendaknya memiliki 4 karakter tersebut, yaitu mukmin, muslim, mujahid dan muhajir.
Mukmin dan muslim merupakan karakter akhlak antara seorang hamba dengan manusia atau hamba-hamba Allah yang lain.
Seorang mukmin dituntut untuk tampil menjadi seorang yang dapat dipercaya dalam menjaga harta dan jiwa orang lain. Artinya, ia tidak ingin mengambil hak orang lain secara zhalim dan hasad, kemudian ia pun selalu terdorong untuk bisa menjaga kehormatan/harga diri orang-orang di sekitarnya.
Seorang muslim dituntut untuk tampil menjadi seorang yang tidak menyakiti orang lain dengan ucapan pedas lisannya dan ulah usil tangannya. Sehingga orang-orang di sekitarnya merasa selamat dan damai berada di dekatnya.
Itulah 2 karakter akhlak sejatinya seorang mukmin dan muslim terhadap manusia.
Kemudian 2 karakter akhlak berikutnya adalah karakter akhlak seorang hamba dengan Allah subhanahu wa ta’ala.
Seorang mujahid adalah ia yang selalu bersungguh-sungguh dalam mewujudkan keta’atan kepada Allah di setiap langkah kaki, tatap mata, kalam bibir, dengar telinga, dan gerak tangan. Ia bersungguh-sungguh merealisasikan keta’atannya kepada Allah di setiap waktu, dalam kesendirian atau saat di tengah keramaian, saat bahagia atau derita. Yang ia tahu adalah bagaimana supaya ia bisa menjadikan Allah ridho dengan kesungguhan keta’atannya.
Kemudian seorang muhajir adalah ia yang meninggalkan perkara-perkara yang bisa menjerumuskannya pada kesalahan dan dosa. Sebab, dia tidak ingin membuat Allah murka dan benci oleh karena perbuatan salah dan dosanya. Sehingga ia memilih untuk meninggalkan segala perbuatan yang salah dan dosa, bahkan ia pun meninggalkan sebab-sebabnya.
Subahanallah, betapa indah pribadi seorang hamba tatkala terkumpul pada dirinya karakter sejati; MUKMIN, MUSLIM, MUJAHID, dan MUHAJIR