ARTI MUSIBAH YANG MENIMPA SESEORANG
Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullah
“Suatu musibah terkadang untuk mengangkat derajat dan melipagandakan pahala sebagaimana ujian yang pernah ditimpakan Allah kepada para nabi dan orang-orang saleh dan terkadang ujian itu untuk menghapus amal-amal buruk sebagaimana firman Allah Ta’ala,
مَنْ يَّعْمَلْ سُوْۤءًا يُّجْزَ بِهٖۙ
“Barang siapa mengerjakan kejahatan, niscaya akan dibalas sesuai dengan kejahatan itu. (An Nisa’:123)
dan sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam,
“Tidak ada kegelisahan, kegundahan, keletihan, sakit, kesedihan atau gangguan yang dirasakan seorang Muslim, bahkan duri yang melukainya, kecuali Allah mengampuni dosa-dosanya karena hal-hal tersebut.”
serta sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam,
“Barangsiapa diinginkan Allah mendapat kebaikan, maka Dia akan mengujinya.”
Ujian juga terkadang sebagai azab yang disegerakan oleh Allah karena maksiat dan pelakunya tidak mau segera bertobat sebagaimana hadits dari Nabi Shallallahu `Alaihi wa Sallam bahwasanya ia bersada,
“Jika Allah menginginkan kebaikan pada hamba-Nya, maka Dia menyegerakan hukumannya di dunia. Jika Allah menginginkan keburukan pada hamba-Nya, maka Dia tidak langsung menghukumnya karena dosanya hingga kelak Dia menghukumnya pada hari kiamat.”
Hadits ini diriwayatkan oleh Tirmidzi yang menyatakannya sebagai hadis hasan.