Untuk Mu Wahai Ibu
Orang yang paling berjasa dalam hidup Anda, seandainya dia hanya mengandung, melahirkan dan menyusuimu tidak lebih, dia tetaplah manusia yang paling berjasa, bahkan bapakmu sekalipun, dari sini tidak heran bila Rasulullah shallallhu ‘alaihi wa sallam mengulang perintahnya kepada seorang laki-laki untuk memberikan kebaikannya kepada ibunya sebanyak tiga kali, baru setelah itu kepada bapaknya.
Ali bin al-Husain bin Ali tidak duduk bersama ibunya saat makan, saat ditanya mengapa dia melakukan hal itu, dia menjawab, “Aku khawatir mataku menginginkan suatu makanan yang diinginkan oleh ibuku, kemudian aku mendahuluinya mengambilnya, maka dengan itu aku telah mendurhakainya.”
Kahmas bin al-Hasan melihat seekor kalajengking masuk ke dalam kamar ibunya, lalu dia menyumpal semua lubang yang ada di kamar tersebut, tinggal satu lubang yang belum tersumpal karena tidak ada yang dibuat menyumpal, maka Kahmas menyumpalnya dengan kakinya dan sialnya justru itulah lubang persembunyian kalajengking, maka kakinya disengat, namun dia tidak menarik kakinya dan menahan sakit semalaman, ketika dia ditanya mengapa melakukan itu, dia menjawab, “Aku khawatir ia akan menyengat ibuku yang sedang istirahat.”
Muhammad bin Sirin berkata, di zaman Usman bin Affan harga pohon kurma mencapai seribu dirham, lalu Usamah menebang sebuah pohon kurma, dia mengambil daging pohonnya yang ada di pucuknya dan memberikannya kepada ibunya. Orang-orang bertanya, “Mengapa engkau melakukan padahal engkau tahu harganya yang seribu dirham?” Dia menjawab, “Ibuku memintanya, dia tidak meminta sesuatu yang aku mampu kecuali aku melakukannya.”
Abdullah bin al-Mubarak berkata, Muhammad bin al-Munkadir berkata, “Umar –saudaranya- shalat malam, sedangkan aku memijiti kaki ibuku yang sakit, malam yang aku lalui lebih aku sukai daripada malamnya.” Maksudnya aku lebih menyukai menghabiskan malam untuk ibuku daripada malam untuk shalat.
Dari Ibnu Aun berkata, seorang laki-laki datang kepada Muhammad bin Sirin yang saat itu sedang bersama ibunya, laki-laki itu bertanya, “Apakah Muhammad sakit?” Orang-orang menjawab, “Tidak, tetapi begitulah dia kalau sedang bersama ibunya.”
Dari Ibnu Aun bahwa Muhammad bin Sirin dipanggil oleh ibunya, dia menjawab lebih keras dari suara ibunya, maka dia memerdekakan dua hamba sahaya.
Hisyam bin Hassan berkata, “Al-Hudzail putra Hafshah binti Sirin mengumpulkan kayu bakar, dia mengulitinya dan membelahnya.” Ibunya Hafshah berkata, “Bila musim dingin tiba, maka dia membawa tungku dan meletakkannya di belakangku dan aku duduk di tempat shalatku, kemudian dia duduk dan menyalakan tungku dengan kayu yang dikumpulkannya, asapnya tidak menggangguku dan aku merasa hangat, hal itu berlangsung masya Allah, padahal dia bisa menyuruh orang lain dengan mengupahnya kalau dia mau, terkadang aku ingin berkata kepadanya, ‘Putraku, pulanglah ke rumahmu.’ Namun aku ingat apa yang ingin dilakukannya, maka aku membiarkannya.”