DOSAKAH BILA AKU MEMBUJANG?

Membujang membuat hidup tidak nyaman, tidakpasti, rentan dengan fitnah, sering tertimpa penyakit pusing. Setiap malam hari, waktu habis bukan untuk tahajjud tetapi untuk melamun. Badan tidak terawat dengan baik, tidur pun sering bermimpi aneh-aneh, sedangkan rumah dan tempat tidur menjadi berantakan.

Namun banyak para pemuda dan pemudi yang menunda pernikahan, karena menganggap hal ini sangat mengerikan. Pernikahan menjadi pengekang kebebasan, dan menjadikan langkah dibatasi; belum lagi memikirkan urusan keluarga, istri, anak, mertua, saudara ipar, dan sebagainya. Maka, jalan kebebasanlah yang dijadikan pilihan.

Dari Anas bin Mâlik Radhiyallahu ‘anhu yang bercerita bahwa ada tiga orang atau lebih datang ke rumah isteri-isteri Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan maksud menanyakan perihal ibadah beliau. Ketika diberitahukan bagaimana ibadah beliau, maka mereka berkata; “Dibanding dengan beliau, maka dimanakah posisi kita, sedang beliau telah diberi ampunan atas dosa-dosanya yang telah lalu dan yang akan datang.” Salah seorang di antara mereka berkata; “Aku akan senantiasa melakukan shalat malam satu malam penuh dan tidak tidur.” Yang lain berkata; “Aku akan senantiasa berpuasa sepanjang waktu dan tidak berbuka.” Yang lain berkata; “Aku akan menjauhi wanita dan tidak akan menikah selamanya.” Mendengar perkataan mereka, maka Rasulullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam mendatangi mereka dan bersabda: “Kalian telah berbicara begini dan begini, ketahuilah, demi Allah Azza wa Jalla, sesungguhnya aku adalah orang yang paling takut dan paling bertakwa kepada Allah Azza wa Jalla di antara kalian, tetapi aku berpuasa dan aku berbuka, aku shalat dan tidur, dan aku menikahi wanita; barang-siapa membenci Sunnahku, maka bukan termasuk golonganku.”

Rasulullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam menghimbau umatnya agar segera berumah tangga, karena hidup membujang bukan termasuk Sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam Bahkan merupakan gaya hidup sufistik yang tidak realistis, hanya karena alasan untuk memelihara kualitas ibadah dan menjaga kedekatan dengan Allah Azza wa Jalla.

Bila pemuda membujang karena alasan memelihara kualitas ibadah dan kedekatan dengan Allah Azza wa Jalla tidak dibenarkan, maka bagaimana lagi dengan pemuda yang tidak menikah dan lebih memilih hidup membujang hanya karena alasan belajar, karier atau takut menanggung resiko pernikahan? Sungguh sangat disayangkan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Mulai Konsultasi
Assalamualaikum, Ada yang bisa kami bantu?