Rumah Pondok Pesantren Sejati

Tidak sedikit orang tua mengira bahwa pondok pesantren adalah tempat segala-galanya yang dapat merubah anak menjadi lebih baik.

Makanya acapkali kita mendengar orang tua marah-marah dengan pengurus pondok ketika melihat anaknya justru semakin bandel dan sulit diatur.

“Selama ini di pondok diajarkan apa sih?.” Gerutu mereka.

Pada saat yang sama, orang tua yang merasa sudah tidak sanggup lagi mendidik anaknya pun, dengan sangat ikhlas menitipkan anaknya di pondok, dengan harapan agar dia menjadi baik sekaligus terbebas dari kenakalannya di rumah.

Akhirnya pondok pesantren pun disulap menjadi rumah penitipan anak-anak berkelakuan “khusus”.

Yang tak jarang mereka harus siap bentrok dengan wali asrama, dimana wali asrama pun harus mempersiapkan mental baja, kenapa?. Karena jika didikkannya terlalu keras, ia juga yang kena batunya, bisa-bisa dibawa ke meja hijau.

Dilematis, di sisi lain orang tua ingin anak-anaknya menjadi baik, tapi di sisi lain pula mereka sedikit-sedikit tidak terima jika anaknya dipukul dengan pukulan pendidikan.

Sebenarnya siapa yang salah berarti??…

Orang tua.

Ya, benar. Merekalah yang salah, karena mereka tidak menjadikan rumah mereka “baiti janati” atau “home sweet home” bagi anak-anak mereka.

Betapa tidak?. Ayah 24 jam dikantor, ibu sibuk berkarir, anak di rumah dengan pembantu yang tidak berakhlak…

Gurunya televisi, pendidiknya internet, temannya game, bagaimana kehidupan seperti ini bisa mencetak karakter yang baik…

Kalau memang kita masih peduli dengan masa depan anak-anak kita, sekarang saatnya. Belum terlambat.

Beri mereka perhatian, yang menjadi ibu berhenti berkarir, curahkan pendidikan untuk mereka, ajari mereka dengan sepenuh hati.

Karena sebaik-baik pendidikan itu berawal dari rumah bukan pondok pesantren…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Mulai Konsultasi
Assalamualaikum, Ada yang bisa kami bantu?