Awalnya Gaya-Gayaan, Akhirnya Kecanduan

Jika kita melihat kebanyakan orang yang gemar merokok, maka tidak lepas dari masa muda mereka yang serba penasaran, ingin tahu dan coba-coba.

Bagaimana tidak, seorang pemuda yang tadinya bersih tidak terkontaminasi apapun tiba-tiba menjadi pecandu rokok?.

Tentu ada faktor “X” yang berperan disana sehingga seorang pemuda menjadi pecandu rokok berat.

Faktor “X” tersebut di dominasi oleh salahnya pergaulan dan lingkungan yang buruk, serta masih labilnya seorang pemuda dalam menemukan jati diri yang sebenarnya.

Melihat lingkungan dan teman-temannya yang banyak merokok tentulah seorang pemuda menjadi minder jika ia tidak ikut merokok bersama mereka.

Karena mereka beranggapan bahwa merokok adalah standar seorang pemuda dikatakan dewasa, merokok adalah ciri kejantanan, merokok adalah ciri kebebasan seorang pemuda yang sudah lepas dari aturan orang tua.

Hukuman sosial dari teman-temannya inilah yang menjadikan seorang pemuda mau tidak mau rela mencicipi candu nikotin, sekaligus sebagai ajang gaya-gayaan siapa yang paling berani, paling jantan dan tidak cemen diantara mereka.

Akhirnya dari dorongan-dorongan tersebut racun nikotin perlahan-lahan mulai meresap, dan otak pun mulai kecanduan. Maka muncullah seorang pecandu rokok baru dimuka bumi ini.

Bertolak dari hal ini, maka hendaknya setiap orang tua menjaga betul pergaulan anak-anaknya sejak dini.

Serta mengarahkan anak-anak mereka yang sudah beranjak dewasa secara persuasif dan tidak terkesan menggurui, arahkan mereka dengan metode yang memancing mereka untuk berpikir kearah yang lebih baik.

Karena tabiat pemuda itu masih labil, dan cenderung tidak mau diatur, ia lebih suka mengekspresikan sesuatu dengan gayanya sendiri.

Sehingga pendekatan-pendekatan persuasif yang diiringi dengan doa orang tua, mudah-mudahan bisa merubah atau mengarahkan seorang pemuda menjadi lebih baik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Mulai Konsultasi
Assalamualaikum, Ada yang bisa kami bantu?