Melatih Anak Kecakapan Berorasi
Salah satu kecakapan yang seyogyanya ditumbuh kembangkan dalam pribadi seorang anak ataupun pemuda ialah kecakapan berorasi ataupun berpidato di depan manusia.
Karena orasi merupakan salah satu seni dalam mempengaruhi orang banyak, ataupun seni menyihir kesadaran manusia agar perhatian mereka tertuju pada sang orator.
Rasulullah صلى الله عليه وسلم pernah bersabda,
« إن من البيان لسحرًا »
“Sesungguhnya diantara orasi ada yang dapat menyihir (perhatian manusia).” [HR. al-Bukhari]
Jika kepandaian dalam bidang orasi ini dimanfaatkan dalam perbuatan baik semisal khutbah Jum’at, mengisi tausiyah, amar ma’ruf nahi mungkar, mengajar dan hal bermanfaat lain yang membutuhkan penjelasan, maka diharapkan banyak jiwa manusia yang akan tergerak untuk berbuat baik setelahnya karena terpengaruh nasihat yang dibawakan orator dengan piawai.
Keahlian ini dapat diperoleh dengan banyak latihan, ataupun dengan mengadakan acara rutin, ataupun lomba-lomba pidato.
Anak-anak yang memang memiliki bakat bawaan pun akan nampak dan menonjol dalam acara-acara tersebut, sehingga mereka harus diberikan arahan dan bimbingan dari para orang tua untuk belajar dan menuntut ilmu dengan sungguh-sungguh, supaya pada nantinya yang akan mereka sampaikan adalah ilmu yang bermanfaat bukan sekedar tong kosong berbunyi nyaring.
Adalah Ibnul Jauzi رحمه الله seorang ulama penasihat yang pandai berorasi, beliau merupakan buah didikan dari alim rabbani bernama Abul Qasim al-Balkhi رحمه الله, beliau mengajari Ibnul Jauzi materi pidato pada saat ia berumur tiga belas tahun, kemudian beliau menyuruhnya untuk naik mimbar dan berceramah di hadapan manusia yang diperkirakan jumlahnya lima puluh ribu orang. Itulah majelis ilmu pertama yang diisi oleh Ibnul Jauzi. [al-Bidayah wa an-Nihayah, 16/271]
Itulah cerminan daripada seorang pendidik yang arif, yang mengetahui bagaimana cara mengarahkan bakat anak-anak mereka dengan arif dan bijak.