Tidak Mencampuri Rumah Tangga Anak
Diantara kesalahan orang tua terhadap anak-anaknya yang sudah menikah ialah, turut ikut campurnya mereka terhadap urusan rumah tangga anak-anak mereka.
Sehingga acapkali hal tersebut menjadi pemicu terjadinya percekcokan diantara suami istri, bahkan berujung kepada perceraian.
Terutama seorang ibu yang sering mengintervensi anak-anak mereka dan menantunya, terlebih jika menantunya adalah pihak perempuan. Maka dua orang perempuan tadi, baik ibu maupun istri sama-sama akan menuntut seorang lelaki yang menjadi anak dan suami.
Sehingga ada dua tekanan batin yang tidak jarang menjadi buah simalakama bagi suami. Antara memilih berbakti kepada ibunya, atau mempertahankan istrinya, sungguh dilema yang begitu besar.
Marilah kita contoh bagaimana Rasulullah صلى الله عليه وسلم bermuamalah terhadap percekcokan anak dan menantunya.
Berkata Sahl bin Sa’ad رضي الله عنه, “-Suatu saat- Rasulullah صلى الله عليه وسلم datang ke rumah Fathimah namun beliau tidak mendapati Ali di rumah, maka beliau bertanya, ” Dimana anak pamanmu?.” Ia menjawab, “Antara diriku dan dirinya sedang ada masalah, lantas dia pergi dan tidak tidur sejenak disini.”
Maka Rasulullah صلى الله عليه وسلم pun memerintahkan sahabat lain -untuk mencari keberadaan Ali-, “Cari, dimana dia!.” Maka ia pun datang kembali dan berkata, “Wahai Rasulullah, dia sedang berdiam di masjid.”
Maka Rasulullah صلى الله عليه وسلم pun mendatanginya saat ia dalam keadaan terbaring, sedang selendangnya terlepas dari bahunya, dan badannya dipenuhi debu, sehingga beliau menyapukan debu-debu tadi dari badannya.
Beliau صلى الله عليه وسلم berkata, “Bangun wahai Abu Turab!. Bangun wahai Abu Turab!.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Rasulullah صلى الله عليه وسلم sama sekali tidak menyinggung permasalahan yang terjadi antara anak dan menantunya.
Beliau justru memberikan penghormatan kepada Ali رضي الله عنه dengan menggelarinya sebagai “Abu Turab” dimana hal tersebut menjadi kebanggaan bagi Ali setelahnya.
Rasulullah صلى الله عليه وسلم sangat memahami bahwa setiap rumah tangga pastilah memiliki masalahnya sendiri-sendiri, dan beliau juga sangat memahami bahwa ikut campur dalam permasalahan rumah tangga orang lain justru akan memperkeruh suasana.
Oleh karenanya sebagai orang tua marilah kita memahami hal ini, janganlah kita ikut campur dalam permasalahan rumah tangga anak-anak kita, hingga mereka sendiri yang meminta solusi kepada kita, setelahnya barulah kita berikan nasehat dan solusi yang terbaik bagi keutuhan rumah tangga mereka.