KORELASI ANTARA MALU DENGAN IMAN
Dari Abu Mas’ud al-Badri Radiyallahu anhu berkata, Rasulullah Sallallahu alaihi wa salam bersabda,
إِنَّ مِمَّا أَدْرَكَ النَاسِ مِنْ كَلاَمِ النُّبوُّةِ الأُوْلىَ: إِذَا لَمْ تَسْتَحْيِ، فَاصْنَعْ مَاشِئْتَ.
“Sesungguhnya di antara apa yang didapatkan oleh orang-orang dari perkataan kenabian dahulu adalah: apabila engkau tidak malu,maka lakukanlah apa yang engkau mau.” (HR. al-Bukhari)
Syarahhadits
Sabda Nabi sallallahu alihi wa salam,
إِنَّ مِمَّا أَدْرَكَ النَاسِ مِنْ كَلاَمِ النُّبوُّةِ الأُوْلىَ
“Sesungguhnya di antara apa yang didapatkan oleh orang-orang dari perkataan kenabian dahulu,”
Mengisyaratkan bahwa kalimat ini diwariskan dari para nabi terdahulu, dan bahwsannya orang-orang menukilnya satu sama lain dan dari mereka diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya. Ini menunujukan bahwasannya kenabian-kenabian terdahulu datang membawa kalimat ini, dan bahwasannya ia memang ia populer di antara manusia hingga samapai ke generasi awal umat islam ini.
Kemudian sabada Nabi sallallahu alaihi wa salam,
إِذَا لَمْ تَسْتَحْيِ، فَاصْنَعْ مَاشِئْت
Apabila engkau tidak malu, maka lakukanlah apa yang engkau mau.
Mengenai makna penggalan hadits ini, ada dua pendapat:
Pendapat pertama: Ini bukanlah bermakna perintah agar seseorang melakukan apa saja yang dia mau, akan tetapi ini bermakna celaan dan larangan.
Kedua, bahwasannya ia adalah perintah, tetapi maknanya adalah berita. Maka maksudnya; bahwasannya siapa yang tidak punya rasa malu, maka dia akan melakukan apa saja yang dia mau; karena yang menghalangi perbuatan buruk adalah rasa malu, sehingga siapa yang tidak memiliki rasa malu, maka ia akan mmenceburkan diri dalam perbuatan-perbuatan keji dan kemungkaran.
Allah Azza wa jalla berfirman:
اعْمَلُوا۟ مَا شِئْتُمْ ۖ إِنَّهُۥ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
“Lakukanlah apa yang kalian kehendaki! Sesungguhnya Ia maha melihat apa yang kalian kerjakan.” (Fushilat: 40).
Ibunu Abbas Radiyallahuanhu berkata, “Rasa malu dan iman itu satu paket, maka apabila rasa malu dicabut (dariseseorang), yang lain akan mengikutinya.”
Nabi salallahu alaihi wasallam menjadikan rasa malu merupakan bagian dari iman.
Dari Ibnu Umar Radiyallahuanhuma,
“Bahwasannya Nabi sallallahu alaihi wasallam pernah melewati seorang laki-laki yang sedang mencela saudaranya karena pemalu,di mana dia berkata, ‘Engkaubenar-benarpemalu ,’ dan sepertinya dia berkata, ‘(Sifat malumu) itu memudaratkanmu.’ Maka Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda, ‘Biarkanlah dia; karena malu itu adalah bagian dari Iman’.”