6 CARA MEMPENGARUHI AKAL ANAK

Masa kanak-kanak adalah masa-masa yang sangat penting dan sangat berharga. Sehingga waktu yang dihabiskan di masa ini harus bermanfaat, ketika orang tua dan guru lalai dalam memaksimalkan masa emas ini, maka masa depan akan sulit untuk dikendalikan.

Banyak konsep yang ditawarkan dan dipopulerkan oleh para penggiat pendidikan, uji coba selalu dilakukan agar muncul solusi yang jitu. Di sisi lain islam sejak masa silam sudah berbicara tentang cara pengembangan akal anak, konsep wahyu yang jitu dan nyaris tidak ditemukan kecacatan. Konsep ini bukan konsep uji coba atau konsep yang bisa dibantah dikemudian hari.

Nabi Muhammad adalah sosok orang tua yang sukses, ia juga sukses menjadi guru peradaban. Sepanjang sejarah tidak ada yang mampu merubah kehidupan dan menjadi jiwa yang menggugah dan merubah banyak orang, melebihi konsep kenabian.

Berikut ini ada 6 cara yang disampaikan oleh Dr. M. Abdul Hafidh Suwaid dalam Kitab Minah Tarbawiyah An-Nabawiyah Lith-Tifli di antaranya :

MENCERITAKAN KISAH-KISAH
Al-Qur’an banyak bercerita tentang kisah-kisah, bahkan ada salah satu nama surat tentang kisah yaitu surat al-Qoshosh. Bahkan sepertiga a-Qur’an berisi tentang kisah-kisah, bukan tanpa alasan dan tanpa hikmah Allah istimewakan kisah-kisah dalam a-Qur’an.

Dr. M. Abdul Hafidh Suwaid berkata : “Ada catatan penting dalam hal ini, yaitu kisah-kisah kenabian seluruhkan berpedoman pada kejadian nyata yang terjadi pada masa lampau. Jauh dari segala macam khurafat dan khayalan. Kisah-kisah ini menanamkan kepercayaan akan sejarah pada diri anak dan membangun rasa keislamannya yang memancar dan tidak pernah kering atau tersumbar.

Dengan kisah maka akal anak akan berkembang dengan sendirinya, ia akan mulai mengetahui nama orang, tempat dan rekam kejadian. Sehingga dengan begitu akanya akan terus berkembang seiring dengan perkembangan pengetahuannya. Cerita dalam al-Qur’an memiliki Ibrah (pelajaran) yang sulit terjangkau oleh yang lainnya. Sehingga anak akan merasakan apa yang terjadi dengan kisah tersebut.

DIALOG LANGSUNG KEPADA INTI MASAAH
Akal anak akan terus berkembang sesuai perkembangan usianya, karena itu ketika berbicara jangan menggunakan kata-kata yang sulit dipahami atau menggunakan kiasan dan analogi. Namun berbicara langsung kepada inti masalah justru akan membuat anak mudah untuk memahami dan menghafalnya.

Di antara contoh dialog Nabi dan Abdullah bin Abbas di atas bigol, Nabi menyampaikan inti pembicaran yang sangat dahsyat. Kalimat-kalimat yang singkat namun membentuk kaidah-kaidah pemikiran dan keyakinan asasi dalam kehidupan anak pada masa itu dan di masa yang akan datang (dewasa).

BICARA SESUAI KADAR AKAL ANAK
Anak-anak sama seperti makhuk lainnya yang memiliki keterbatasan dalam berfikir dan tidak mampu melewati masanya, namun akalnya akan terus berkembang dan tumbuh sesuai perkembangan usia dan jiwanya. Oleh karena itu dengan mengetahui kadar akal anak akan memudahkan ortu dan guru dalam mengajarinya dan memberikan solusi yang tepat ketika menghadapinya.

Ketika para sahabat bertanya kepada anak kecil tentang jumlah pasukan musuh, anak kecil itu tidak mampu menjawabnya, tapi ketika Nabi yang bertanya maka ia mampu menjawab. Apa yang Nabi tanyakan kepada anak kecil di masa perang badar itu ? Ya Nabi tidak menanyakan jumlah pasukan musuh, tapi menanyakan jumlah unta yang dimakan. Alasannya karena anak akan kesulitan untuk menghitung jumlahnya dan membutuhkan waktu yang lama, tapi dengan menanyakan jumlah unta yang di makan, maka Nabi dengan mudah mengetahui jumlah pasukan musuh.

Lihatlah ketika Nabi mengetahui metodologi berbicara dengan anak kecil, maka dengan mudah Nabi mendapatkan informasi, tetapi ketika para sahabat tidak mengetahui metode cara bertanya kepada anak yang tidak sesuai dengan kadar akalnya, maka yang terjadi adalah kebingungan dan tidak menemukan jawaban. Dahsyat bukan cara Nabi berdialog dengan anak ?

TANYA-JAWAB
Sering kali orang tua lebih senang jika anak itu diam, diam dengan ucapan atau perbuatan. Padahal dengan metode tanya jawab akan merangsang pertumbuhan akan anak dan meluaskan wawasannya. Selain itu akan menyingkap berbagai inti permasalahan dan esensi dari berbagai kejadian sehari-hari.

Dengan metode pertanyaan dan menjawab serta dialog akan memberikan lompatan bagi kedua orang tua dan guru dalam aktifitas pendidikan anak. Sebab, tanya-jawab ini si anak dapat mengungkapkan apa yang terintas dalam benaknya, dan sangat memungkinkan baginya untuk bertanya tentang berbagai ha yang belum diketahui. Selain itu pikiran anak akan menjadi terbuka, sehingga anak bisa mengambil bagian di majlis orang dewasa.

Contohnya dialog Nabi bersama Rafi’ bin Aamir al-Ghifari radhiallahi Anhu ketika ia mencuri kurma milik sahabat Anshor, Nabi berdialog dengannya dan menanyakan motif ia melempar pohon kurma milik orang lain. Dengan dialog tersebut banyak pelajaran yang bisa kita ambil dan tentunya dialog itu sangat berkesan bagi sahabat kecil Rafi bin Amir.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Mulai Konsultasi
Assalamualaikum, Ada yang bisa kami bantu?