“JIKA SAKIT MENYAPA SAAT RAMADHAN”
Saat sakit, seorang baru menyadari akan pentingnya nikmat sehat. Sungguh benar apa yang disabdakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنْ النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
“Dua kenikmatan yang manusia banyak terlalaikan darinya, nikmat sehat dan waktu luang.” (HR.Bukhari)
Orang yang sakit saat Ramadhan, dan tidak sanggup untuk berpuasa, maka jika sakitnya diprediksi tidak bisa sembuh, cukuplah baginya untuk membayar fidyah, yakni dengan memberi makan satu orang miskin,dengan kadar satu mud, atau seberat 700 gram beras, untuk setiap hari yang ia tinggalkan.
Jika sakitnya diprediksi bisa sembuh, maka ia harus mengganti puasa pada hari-hari yang lain.
Orang yang sakit juga diberi keringanan untuk shalat dengan duduk, jika ia tidak mampu berdiri, boleh juga dengan berbaring. Sebagaimana boleh baginya untuk bertayamum, jika tidak mampu menggunakan air.
Allah telah menyiapkan amalan-amalan yang bisa dikerjakan oleh orang sakit, sebab amalan tersebut tidak membutuhkan fisik terlalu banyak.
Semisal; memperbanyak dzikir, doa dan istighfar, membaca Al-Qur’an, mendengarkan kajian Islam, mewakilkan orang lain untuk bersedekah dengan hartanya.
Dengan amalan-amalan tadi, disamping musibah penyakit yang sedang dideritanya, mudah-mudahan, Allah menghapuskan dosa-dosanya sekaligus mengangkat derajatnya.