Waspada Terhadap Olok-Olok
Sebuah penelitian lapangan di Jerman tentang “sebab-sebab terbesar terjadinya percekcokan rumah tangga” menemukan bahwasanya saling memperolok-olok antar suami istri terutama yang dilakukan di depan orang lain merupakan sebab terbesar terjadinya permasalahan keluarga.
Apabila Allah sejak dahulu sudah melarang kita dari memperolok-olok orang lain maka tidak diragukan lagi bahwasanya seorang suami mengolok-olok istrinya ataupun sebaliknya pun termasuk hal yang dilarang.
Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَى أَنْ يَكُونُوا خَيْرًا مِنْهُمْ وَلَا نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَى أَنْ يَكُنَّ خَيْرًا مِنْهُنَّ
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah salah satu kaum mengolok-olok kaum yang lain, boleh jadi yang diolok-olok lebih baik daripada yang mengolok-olok, dan janganlah para wanita mengolok-olok sebagian wanita yang lain, boleh jadi wanita yang diolok-olok lebih baik daripada yang mengolok-olok.” (Q.S. Al-Hujurat:11).
Bahkan olok-olokan suami kepada istri-istrinya lebih keras lagi larangannya, karena Allah telah berfirman bahwasanya istri adalah pakaian bagi suaminya.
Allah berfirman:
هُنَّ لِبَاسٌ لَكُمْ وَأَنْتُمْ لِبَاسٌ لَهُنَّ
“Mereka adalah pakaian bagi kalian dan kalian adalah pakian bagi mereka (Q.S. Al-Baqorah : 187).
Dan manusia menutup dirinya, berhias dengan memakai pakaian dan tidaklah mungkin ia mengolok-olok apa yang dikenakan dan yang menghiasi dirinya. Bahkan seharusnya ia harus berbangga dan berbesar hati karenanya.
Sifat mengolok-olok memiliki banyak macamnya. Berkata imam Al-Qurthubi : “Mengolok-olok maknanya adalah menghinakannya, merendahkannya, mengungkap aib-aibnya, mencelanya untuk ditertawakan. Mengolok-olok bisa dalam bentuk perbuatan, ucapan, isyarat, mentertawakan hal yang lucu atau salah dari perbuatan orang lain, sinis.”
Sesungguhnya mengolok-olok itu bisa melukai jiwa dan menyedihkan hati menyakitkan perasaan. Maka hendaklah seorang suami hati-hati jangan sampai memperolok-olok bentuk tubuh atau pakaian, perilaku, ucapan, pendapat ataupun keluarga istrinya.
Demikian juga seorang istri jangan sampai mengolok-olok pendapat, perilaku, pakaian ucapan, keluarga suaminya.
Jika seorang suami melihat kesalahan istrinya dan ingin menasehatinya maka dia bisa memberikan nasehat dengan penuh kasih sayang dan lembut serta tetap menumbuhkan semangat istrinya.
Penelitian tersebut memberikan penjelasan tentang bagaimana olok-olokan merupakan awal sebab terjadinya perselisihan suami-istri. Andai saja sepasang suami-istri muslim menjauhi sifat olok-olok ini karena mentaati perintah Allah maka akan hilanglah perselisihan dan percekcokan dalam keluarga tersebut.
Telah shahih sebuah ucapan Rasulullah bahwasannya beliau bersabda : “Kesombongan adalah menolok kebenaran dan merendahkan martabat manusia”.
Ibnu Katsir berkata,”Yang dimaksud adalah mengolok-olok, meremehkan mereka, dan ini haram. Sebab boleh jadi orang yang diolok-olok lebih mulia kedudukan di sisi Allah atau lebih dicintai.”
Allah berfirman: “Celakalah para humazah dan lumazah.”
Humazah adalah mengolok-olok dengan ucapan, Lumazah adalah : memperolok-olok dengan perbuatan. Berkata Al-Mujahid, “Humazah dan Lumazah adalah mengolok-olok dengan tangan, mata, dan lisan.
Oleh karena itu, salah seorang dari suami istri dikatakan telah melakukan mengolok-olok kepada pasangannya dengan kata-kata yang keluar dari lisannya, dengan lirikan matanya, atau dengan isyarat tangannya yang menunjukkan sebagai bentuk penghinaan.
Wahai para suami dan para istri, hendaklah kalian seia sekata didalam menjauhi sifat olok-olok ini dalam sehari, dan janganlah kalian mengulanginya untuk selamanya, serta janganlah kalian melupakan hadits Nabi yang berbunyi:
“Karena kejelekan seseorang maka hal itu bisa menghinakan saudara seIslam. (HR.Muslim).