Musibah dan Sikap Seseorang
Sikap orang yang terkena musibah terbagi menjadi empat. Di tempat manakah sikap kita ketika musibah menyapa?
Pertama: Marah terhadap suatu musibah. Hal ini hukumnya haram, bahkan merupakan salah satu dari dosa besar. Contohnya menampar wajah, menjambak rambut, merobek-robek pakaian, melontarkan kata-kata kutukan atau dia berdoa keburukan atas dirinya sendiri dan perbuatan-perbuatan lainnya yang menunjukkan kemarahan atas musibah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda
“Bukan termasuk golongan kami orang yang suka merobek-robek saku (baju)nya, menampar-nampar pipinya dan berdoa dengan doa jahiliyyah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Kedua: Bersabar dengan cara menahan diri dan lisannya serta anggota badannya dari ketidak puasan. Ini wajib hukumnya.
Ketiga: Ridha. Perbedaan antara ridha dan sabar adalah: Orang yang sabar, dia menelan rasa pahit namun dia tidak mampu untuk merasa tidak puas (menahan diri dari marah). Sedangkan orang yang ridha, dia tidak merasakan suatu kepahitan, tetapi dia tetap tenang seolah tidak ditimpa suatu apapun.
Jumhur ulama berpendapat bahwa ridha terhadap musibah hukumnya mustahab. Pendapat ini benar dan ini adalah pilihan Syaikh Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah.
Keempat: Bersyukur, yaitu mengucapkan kalimat alhamdulillah dengan lisan dan perbuatannya dan memandang musibah ini sebagai nikmat.