Bolehkah Berbicara Ketika Makan?

Tidak ada dalil dari sunnah Nabawiyyah yang melarang berbicara sewaktu makan. Adapun rumor yang beredar yang di ucapan sebagian orang bahwa tidak boleh salam dan berbicara ketika makan, sama sekali tidak memiliki landasan syariat.

Bahkan sebaliknya, terdapat hadis shahih dari Nabi shallallahu’alaihi wasallam bahwasanya beliau berbicara ketika makan. Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu,

أُتِيَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمًا بِلَحْمٍ ، فَرُفِعَ إِلَيْهِ الذِّرَاعُ ، وَكَانَتْ تُعْجِبُهُ ، فَنَهَسَ مِنْهَا نَهْسَةً فَقَالَ : ( أَنَا سَيِّدُ النَّاسِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ، وَهَلْ تَدْرُونَ بِمَ ذَاكَ… ) ثم ذكر حديث الشفاعة الطويل .

“Suatu hari dihidangkan beberapa daging untuk Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam. Lalu ditawarkan kepada beliau kaki depan (hewan), bagian yang beliau suka. Beliaupun menggigitnya dengan satu gigitan kemudian bersabda,

“Sesungguhnya aku adalah penghulu seluruh manusia di hari kiamat kelak. Tidakkah kalian tahu mengapa demikian?” Kemudian beliau menyebutkan hadis yang panjang tentang syafa’at. (HR. Bukhari No. 3340 dan Muslim194)

Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu’anu,

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَأَلَ أَهْلَهُ الْأُدُمَ ، فَقَالُوا: مَا عِنْدَنَا إِلَّا خَلٌّ

فَدَعَا بِهِ فَجَعَلَ يَأْكُلُ بِهِ وَيَقُولُ: ( نِعْمَ الْأُدُمُ الْخَلُّ ، نِعْمَ الْأُدُمُ الْخَلُّ )

“Bahwasanya Nabi shallallahu’alaihi wasallam meminta bumbu kepada istrinya. Mereka menjawab, “Kami tidak memiliki apa-apa kecuali cuka.” Beliaupun memintanya kemudian beliau makan degannya sambil bersabda,

“Sebaik-baik bumbu adalah cuka, sebaik-baik bumbu adalah cuka.” (HR. Muslim No. 2052)

An Nawawi mengomentari hadis ini, “Dalam hadis ini terdapat anjuran berbicara ketika makan untuk beramah tamah dengan hadirin yang sedang makan.” (Syarh Shahih Muslim, 14/7)

Ramah tamah dengan orang lain yang sedang makan, sebagaimana yang disebutkan Imam Nawawi diatas adalah suatu perkara yang umum dilakukan oleh orang Arab. Karena bagian dari kemurahan hati dan rasa hormat adalah dengan berbincang-bincang bersama mereka sambil menyantap hidangan, terlebih bila mereka adalah tamu.

Ibnul Qayyim berkata, “Beliau shallallahu’alaihi wasallam berbicara saat makan sebagaimana hadis cuka diatas, juga disaat beliau berkata kepada anak tiri beliau Umar bin Abu Salamah yang saat itu tengah makan bersama-sama beliau, “Bacalah basamalah dan makanlah dari yang terdekat.” (Zadul Ma’aad, 2/366)

Hadis-hadis diatas menunjukkan bolehnya berbicara disaat makan. Dari hadis-hadis tentang masalah ini tidak ada satupun riwayat shahih yang menunjukkan adanya perintah dan larangan berbicara ketika makan (hukumnya sebatas boleh-pen).

Al hafidz Asy Syakhawi berkata, “Aku tidak mengetahui satupun hadis yang melarang tidak juga memerintahkan bicara ketika makan.” (Al Maqaasidul Hasana, hal. 510)

 (Fatwa Syaikh Sholeh Al Munajjid)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Mulai Konsultasi
Assalamualaikum, Ada yang bisa kami bantu?